Senin, 28 Juli 2008

Directory untuk warga Jakarta

Ini adalah feature artikel pertamaku di Warta Kota (6 Juli 2008). Terima Kasih untuk Pak Heri sinamarata dari Warta Kota yang telah menulisnya dan untuk ActionCoach yang telah memperkenalkan aku dengan Pak Heri.

Tidak puas dengan bisnis butik, Selina Limman (26) mulai melirik usaha kreatif lainnya. Bedanya, kini alumni sekolah bisnis di Amerika Serikat ini lebih membidik usaha yang berbasis internet. Dia mau menggarap directory untuk membantu warga Jakarta mendapatkan barang dan jasa secara efisien.
"Saya terinspirasi membuat directory karena banyak orang Jakarta yang kesulitan ketika mencari barang atau jasa yang dibutuhkan. Dari situ timbul ide, kenapa tidak membuat directory sendiri," ujar Selina Limman kepada Warta Kota, Kamis (3/7) lalu.
Gadis cantik ini pernah tinggal di Negeri Paman Sam untuk menimba ilmu. Disamping menyabet gelar master of business administration (MBA), Selina juga menyelesaikan sekolah di Food Science & Technology California Polytechnic, Pomona.
"Begitu selesai kuliah di Amerika, saya langsung pulang ke Indonesia. Nggak kebayang kalau harus bekerja di sana, meskipun pekerjaan untuk bidang food science di Amerika banyak," katanya.
Di Jakarta, Selina bekerja di sebuah perusahaan yang bergerak di bidang brand marketing communication. Dia pernah memperoleh pengalaman menarik saat menanggani promosi film layar lebar Quickie Express yang dibintangi Tora Sudiro.
Namun karena tujuannya bekerja untuk mencari pengalaman, setelah merasa cukup, Selina akhirnya memilih mengundurkan diri dari perusahaan tersebut. Dia mau meneguhkan komitmen awalnya untuk fokus mengembangkan bisnis baru.
"Ketika masih bekerja dulu, saya sudah mulai belajar bisnis. Saya diajak teman membuka butik. Ada empat orang pemiliknya. Di butik ini kita menjual baju-baju independen buatan Amerika. Model-modelnya bagus, nggak pasaran, feminin, rapi dan kita membidik pasar untuk orang yang berusia 20 sampai 30 tahun," ujar Selina.


Mudahkan warga
Dikatakan, di Amerika Serikat, directory ada banyak sehingga memudahkan orang mencari informasi. Sebaliknya, directory di Indonesia masih terbatas pada Yellow Page dan call center 108. Kekurangan itu mengakibatkan orang Jakarta kesulitan mencari informasi mengenai produk dan jasa. Kesulitan itu makin terasa ketika orang, misalnya, harus mencari restoran atau toko-toko baru.
"Saya sedang merintis pembuatan website berbahasa Indonesia yang salah satu fiturnya tentang directory. Rancananya, di sana saya akan memuat berbagai informasi yang dibutuhkan warga Jakarta, mulai dari restoran hingga toko-toko kecil yang menyediakan produk yang bagus dan unik. Juga tentang para pengusaha kecil menengah yang potensial. Termasuk informasi jasa, seperti tempat praktik dokter gigi, dokter anak, tukang jahit yang bagus dan sebagainya," tutur Selina.
Putri sulung dari keluarga Melsiana Tjahyadikarta dan Limman Nugroho ini melihat, banyak orang Jakarta terpaksa pergi jauh ketika harus membeli suatu produk dan jasa yang diperlukannya. Hal itu semata karena mereka tidak mengetahui tempat terdekat untuk memenuhi semua kebutuhan itu.
"Sering kan kita dengar, orang terpaksa pergi jauh-jauh hanya untuk membeli kue ulang tahun. Atau ketika mencari dokter gigi. Penyebabnya, karena mereka nggak tahu toko kue terdekat. Jadi, kalau ada directory yang lengkap, akurat dan datanya selalu up to date, warga Jakarta akan mendapat kemudahan luar biasa," tambah Selina yang betah ngabisin waktunya berselancar di internet.
Dilihat dari sisi pengusaha, kehadiran directory seperti itu akan membantu mempromosikan produk dan jasa mereka. Kondisi itu sangat menguntungkan karena pengusaha kecil mendapat kesempatan yang sama dengan pengusaha besar, khususnya dalam berpromosi.
Selina lalu menceritakan pengalamannya mengembangkan pasar butik yang digarap bersama tiga mitra bisnisnya. Dikatakan, butiknya yang berlokasi di sebuah ruko di kawasan Pondok Indah itu kesulitan mengembangkan pasar, karena perhatian orang Jakarta lebih terfokus ke mal-mal saat mencari produk-produk fesyen. Padahal secara kualitas, produknya bagus dan unik.
"Butik sekelas kita belum berani masuk Pondok Indah Mal karena biaya sewanya mahal sehingga nggak menguntungkan. Makanya, toko-toko kecil yang berada di luar mal perlu mendapat dukungan promosi agar mereka mendapat pasaran lebih luas. Kita harapkan nantinya pengusaha UKM yang dipromosikan lewat website kita dapat meningkatkan penjualannya," ujar Selina yang masih enggan menyebut nama website-nya.
Melihat manfaatnya yang sangat besar, Selina optimis bisnis website yang mengandalkan directory tersebut akan berkembang pesat. "Saat ini, saya masih mempersiapkan isinya. Saya sangat berharap pengusaha UKM memberikan dukungan dengan memberikan data-datanya kepada kami," ujar Selina yang berjanji akan meluncurkan website-nya bulan Agustus mendatang. (hes)

Mulai dari Nol

Meskipun orangtuanya pengusaha sukses, tapi Selina Limman tidak mau bekerja di perusahaan milik mereka. Beruntung, ibu dan ayahnya, Melsiana Tjahyadikarta dan Limman Nugroho, memberikan kebebasan kepadanya untuk mengembangkan potensi diri.
"Orangtua saya bukan tipe orang seperti itu (memaksan anaknya bekerja di perusahaan keluarga--Red). Mereka justru berpendirian, buat apa saya di sekolahkan jauh-jauh, kalau cuma mau ikut orangtua. Saya justru didukung untuk melakukan sesuatu yang baru," ujar Selina.
Sebaliknya, wanita pengusaha kelahiran tahun 1982 ini mengaku, dia orang yang tidak suka diatur. "Saya sukanya mengatur orang. Makanya, dari awal saya bercita-cita untuk membangun usaha sendiri dari nol. Rasanya bangga kalau bisa berprestasi dalam bidang bisnis," kata Selina yang mengaku kalau modalnya memang masih pinjaman dari orangtua.
Menurut dia, mengembangkan usaha butik merupakan kesempatan pertamanya terjun langsung dalam bisnis. Di situ Selina dapat bekerja dan belajar sekaligus. "Dari bisnis butik itu saya mendapat pelajaran, ternyata bisnis ini nggak sesederhana yang diduga sebelumnya. Tadinya, saya beranggapan, urusannya cuma membeli barang dari Amerika lalu dijual di sini. Ternyata, kita harus mempelajari selera pasarnya. Sebab, bisa jadi yang menurut kita bagus, bagi orang lain mungkin jelek," katanya.
Charles Botte Gunadi, pelatih bisnis dari ActionCoach mengatakan, dia salut dengan komitmen Selina. Meskipun sudah mendapat ilmu dari luar negeri, tapi dia masih mau belajar. "Biasanya anak yang baru belajar dari luar negeri egonya tinggi, menganggap sudah tahu semua sehingga nggak mau belajar lagi. Namun Selina berbeda. Dia masih mau belajar ilmu bisnis. Dia menganggap punya pelatih bisnis penting untuk mendukung pengembangan usahanya," ujar Botte.

Tidak ada komentar: